Macam macam stempel

..... ..... ..... ..... ..... .....

Minggu, 29 Mei 2016

Kisah Nyata Pengusiran setan pada Anneliese Michel

Keluarga yang bahagia, Anneliese berdiri disebelah kiri

Josef Michel mempunyai keluarga kecil yang bahagia. Bersama istrinya Anna dikarunia 5 orang anak (Martha, yang meninggal pada usia 8 tahun, Anneliese, Gertraud Maria, Barbara dan Roswitha Christine). Menjalankan bisnis pengolahan kayu milik keluarga, cukup sejahtera untuk membiayai kehidapan dan memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anaknya.

Anneliese Michel

Semenjak Kelahirannya pada 21 September 1952, Anneliese Michel menjalani  kehidupan sebagai layaknya gadis normal seusianya. dia suka bermain (piano, akordeon), bernyanyi, bermain tenis, berenang. Dia memiliki suara yang bagus dan senyum yang indah. Sebagai penganut Khatolik yang taat, dia juga rajin pergi ke Gereja. Meskipun kesehatannya agak rapuh dan rentan terhadap penyakit, membuatnya mendapat perhatian khusus dari orang tuanya. Dia tak menyangka kehidupannya bahagia yang dijalaninya akan berubah secara drastis.

Anneliese dan pacarnya Peter

Pada bulan September tahun 1968, sebelum ulang tahunnya yang ke-16, Anneliese tiba-tiba mengalami kehilangan kesadaran, diikuti oleh kelumpuhan dan ketidakmampuan untuk berteriak minta tolong. seperti ada sebuah kekuatan yang ingin menguasai tubuhnya, merasakan tekanan di perutnya. Dia menggambarkan pengalaman ini sebagai “Anda seperti sangat ketakutan dan merasa berada di tengah-tengah neraka, berusaha memanggil  bala bantuan yang diyakini dapat melindungi, tapi  sepertinya mereka tuli. Tidak ada yang mendengar anda..”

Tahun-tahun berikutnya setelah "serangan" pertama, dengan ditandai kehilangan kesadaran berubah bertahap menjadi kerasukan setan. Pada tahun 1969 krisis “serangan” kedua terjadi dengan gejala yang sama (hilangnya kesadaran pada siang hari dan kelumpuhan pada malam hari). Pemeriksaan medis dengan menggunakan Electroencephalogram (EEG), tidak mendeteksi gangguan neurologis apapun, meskipun dari gejala tersebut bisa didiagnosisi sebagai bentuk epilepsi.

Musim panas berikutnya ketika krisis ketiga berlangsung. Anneliese juga didiagnosis menderita  pleuritis dan pneumonia atau radang paru-paru, dan dia harus dirawat di sebuah klinik khusus. Hasil analisis klinik mengungkapkan adanya gangguan jantung dan peredaran darah. Dokter merekomendasikan obat anti kejang, tapi masalah menjadi lebih parah. menimbulkan bau tak tertahankan (akibat pembuangan tinja yang tak terkontrol) dan wajah yang menakutkan seperti setan. Anneliese merasa dikutuk dan akan terbakar di neraka, membawanya masuk ke dalam situasi depresi  yang luar biasa. Sering terlintas menghantui pikirannya untuk melakukan bunuh diri.

Pada musim gugur  tahun 1970, ketika generasi “Flower Power” mencapai klimaksnya di Amerika dan Eropa, memberitakan tentang cinta tanpa batas, penolakan peperangan, bereksperimen dengan zat-zat adiktif. Anneliese sedang bergelut dengan kondisinya.

Anneliese Michel

Pernah pada tahun 1973, dia diajak berziarah di Italia utara (San Damiano, sebuah kota yang terkenal wahyu perawan suci), kedua orang tuanya memperhitungkan kemungkinan putri mereka dianiaya oleh iblis. tapi Anneliese tidak bisa untuk mendekati tempat ziarah tersebut, dia merasakan "bumi seperti terbakar di bawah kakinya". Tidak mampu merenungkan obyek suci dan gambar-gambar religius. Suaranya menjadi serak dan berat. Bau busuk yang mengerikan dirasakan oleh para peziarah lainnya. Membuatnya semakin putus asa, apalagi obat-obatan yang diberikan terbukti tidak berpengaruh. Malah menjadikannya seperti itu.

Pada bulan Oktober ditahun yang sama, Anneliese terdaftar di Advanced Studies Pedagogical,  Salah satu sekolah dari Würzburg. Subyek yang dipilih untuk spesialisasinya adalah,  pedagogi, teologi, juga  musik. Anneliese berkeinginan untuk menjadi seorang guru. Sangat disayangkan kesehatannya semakin memburuk. Analisis terbaru (EEG) menunjukkan patologi otak (kiri lobus temporal) berada di parameter normal, tapi sekarang tergambar epilepsi.  Walaupun para dokter meresepkan obat yang lebih kuat (Tegretol), tapi masih tidak menampakan hasil.

Pada bulan Maret 1974, penampakan setan bertambah ganas menghantuinya. Anneliese sudah sangat kelelahan dan depresi, hampir tak sanggup untuk berdoa. Akhirnya para anggota keluarga bersepakat,memutuskan untuk meminta bantuan dari Gereja.

Pastor Ernst Alt

Sejak tahun 1973, Pastor Ernst Alt menjadi penasihat spiritual Anneliese, ia memantau dengan cermat kasusnya sampai dengan tahun 1975. Memutuskan mengambil langkah melakukan pengusiran setan, karena dirasakan memang perlu dilakukan. Selama dalam pengamatannya dia menemukan banyak kejanggalan berperilaku, beda dengan kasus depresi yang lain. Kejadian kejadian diluar logika sering terjadi ketika sedang bersama Anneliese

Dengan berbekal pengamatan yang sudah dilakukan, akhirnya dia memutuskan untuk meminta ijin melakukan ritual "Exorcism"  kepada Keuskupan Wurzburg (Keuskupan yang menaungi Gereja-gereja di kota Anneliese tinggal), Keuskupan enggan menyetujuinya, karena untuk melakukan ritual tersebut banyak kriteria yang harus terpenuhi. Selain harus yakin bahwa itu memang betul kasus kerasukan, juga sulit memilih orang yang tepat untuk melakukannya. Karena untuk mengesahkan kasus kerasukan setan (Infestatio), orang yang ditugaskan harus benar-benar beriman pada benda-benda suci, pemahaman berbagai bahasa yang tidak diketahui, kekuatan fisik yang luar biasa dll. Anneliese disarankan untuk menjalani hidup lebih religius dan memperbanyak bimbingan konseling.

Dengan bimbingan Pastor Ernst, dia lebih banyak konseling. Namun serangan kerasukan kepadanya tidak berkurang malah semakin parah. Pernah ketika sedang berada di Klingenberg, rumah orang tuanya.mengalami kerasukan sangat parah. Membuat para anggota keluarga tidak kuat melawan kekuatannya mengamuk. Bahkan ada beberapa orang yang tergigit. Dia menolak untuk makan, ”setan tidak mengijinkan” katanya. Anneliese tidur di lantai batu, makan laba-laba, lalat, dan batubara bahkan minum air seninya sendiri. Dia mendengar teriakan-teriakan selama berjam-jam yang orang lain tidak mendengarnya. Mencampakan salib, menghancurkan lukisan Yesus, dan menarik putus Rosario. Anneliese mulai melakukan tindakan-tindakan brutal seperti melukai diri sendiri. merobek pakaiannya. kencing di lantai sudah menjadi pemandangan biasa

Anneliese Michel

Melihat perilaku Anneliese yang semakin parah, Pastor Ernst meyakinkan Keuskupan Wurzburg bahwa Anneliese memang benar dalam kondisi kerasukan. Meminta ijin kembali pada Keuskupan untuk melakukan ritual eksorsisme pada Anneliese. Dia merasakankan kekuatan jahat yang sangat kuat sedang merasuki gadis itu. Mengingat  Anneliese adalah gadis yang taat beribadah dan sedang mengalami gangguan kerasukan setan yang dapat merenggut hidupnya, sudah selayaknya Keuskupan membantu.

Uskup Agung kota Wurzburg, Josef Stangl 

Setelah melakukan peninjauan secara intensif dan memverifikasi kelengkapan ritual, pada bulan September 1975, Uskup Agung kota Wurzburg, Josef Stangl akhirnya menyetujui untuk melakukan ritual, memerintahkan Pastor Arnold Renz dan Pastor Ernst Alt untuk melakukan ritual "The Great Exorcism" pada Anneliese Michel.  Dasar untuk  melakukan ritual ini adalah "Rituale Romanum", mengadopsi pada hukum Gereja Katolik "Cannon" ,yang diterbitkan pada abad ke 17. Dengan berlandaskan hukum tersebut, Ditetapkan bahwa Anneliese harus diselamatkan dari kepemilikan atau kerasukan oleh beberapa setan, termasuk Lucifer, Yudas Iskariot, Nero, Cain, Hitler, dan Fleischmann. Dan beberapa jiwa terkutuk lainnya yang telah diwujudkan melalui dirinya.

Dari September '75 sampai Juli '76, satu atau dua kali sesi eksorsisme diadakan setiap minggunya. Serangan kepada Anneliese ini kadang-kadang begitu kuat sehingga ia harus ditahan oleh 3 orang, atau bahkan dibelenggu.

Setelah menjalani ritual ini, Anneliese menemukan hidupnya kembali normal, dia bisa pergi ke sekolah lagi, mengambil ujian akhir di Akademi Pedagogical di Würzburg, juga pergi ke Gereja. Walau sudah mulai mengalami kondisi yang cukup baik, serangan kepadanya tidak begitu saja hilang. dia sering menemukan dirinya mendadak lumpuh dan jatuh tak sadarkan diri lebih sering dari sebelumnya.

Anneliese dalam sesi ritual eksorsisme
Anneliese dalam sesi ritual eksorsisme

Eksorsisme terus berlangsung selama berbulan-bulan, selalu dengan doa-doa dan mantra yang sama. kadang dihadiri oleh anggota keluarga dan beberapa tamu. seperti sepasang suami istri yang mengaku mendapatkan "penglihatan" dari Anneliese hadir setiap sesi eksorsisme. Selama beberapa minggu pada ritual-ritual terakhir,  Anneliese menolak untuk makan. lututnya penuh dengan koreng. akibat seringnya berlutut yang dilakukan berulang kali untuk menerima doa pengampunan dosa.
Ritual Eksorsisme dipenuhi dengan sesi interogasi terhadap "sang setan". Interogasi berkisar pertanyaan-pertanyaan, Mengapa masuk ke dalam orang ini? Bagaimana mereka bisa sampai merasuki?, dan mengapa dikirim?(jika dikirim oleh seseorang),  Kapan mereka berencana untuk meninggalkan? Apa pesan yang disampaikan? Dan jelas pertanyaan kunci: setan, siapa namamu? Prinsip dialog ini adalah mengetahui identitas dari setan yang merasuk sehingga dapat diusir dengan doa-doa yang tepat.
Lebih dari 40 kaset audio telah direkam dalam sesi ritual eksorsisme pada Anneliese.

Untuk berlutut Anneliese harus dibantu Ibunya

Hari terakhir dari ritual eksorsisme adalah pada tanggal 30 Juni 1976, dimana Anneliese sangat menderita akibat radang paru-paru. tubuhnya sangat kurus dan mengalami demam tinggi. kelelahan yang amat sangat. sambil berlutut dibantu oleh kedua orang tuamya dia memohon untuk mengakhiri ritual karena membuatnya sangat menderita. "Ibu, aku takut." adalah kata kata terakhir yang diucapkannya. 
Anna Michel mencatat kematian putrinya pada hari berikutnya, 1 Juli 1976, dan pada siang itu juga, Pastor Ernst Alt melapor kepada pihak yang berwenang di Aschaffenburg. Jaksa senior segera menyelidiki kasus tersebut.

Keluarga dan kerabat saat pemakaman  Anneliese

Jaksa Senior memerlukan waktu lebih dari 2 tahun untuk memeriksa serta menyelidiki kasus Anneliese ini untuk dilimpahkan ke pengadilan, lamanya investigasi karena memilah-milah begitu banyaknya fakta-fakta aneh pada kasus tersebut.
Orang tua Anneliese dan kedua pastor dituduh lalai oleh jaksa senior. kasus ini berlanjut dengan dua pertanyaan besar. Apa yang menyebabkan kematian Anneliese Michel?, dan siapa yang bertanggung jawab?

Menurut bukti forensik, "Anneliese mati kelaparan". ahli forensik mengklaim bahwa jika para terdakwa memaksa gadis itu untuk makan pada beberapa minggu sebelum kematiannya, kehidupan Anneliese bisa diselamatkan. Hal ini dibantah oleh salah satu adiknya yang menjadi saksi di pengadilan, mengatakan bahwa alasan Anneliese menolak dirawat di rumah sakit jiwa karena dia akan dibius dan dipaksa untuk makan.

Untuk membuktikan adanya campur tangan setan pada kasus itu, para pelaku eksorsisme memperdengarkan kaset rekaman dialog aneh dari dua setan berdebat tentang siapa salah satu dari mereka yang pertama harus meninggalkan tubuh Anneliese. Salah satu setan menyebut dirinya Hitler, dan berbicara dengan aksen Frankish (Hitler dilahirkan di Austria). tapi para saksi yang mengikuti proses ritual eksorsisme merasa sangsi dengan pernyataan setan yang satu ini.

Keputusan pengadilan tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat. Orang tua Anneliese dan para pelaku eksorsisme di vonis bersalah atas pembunuhan akibat kelalaian untuk memberikan pertolongan pertama kepada Anneliese. Mereka dijatuhi 6 bulan penjara dan masa percobaan. Pengadilan berpendapat bahwa para terdakwa seharusnya membantu gadis itu dengan pengobatan medis yang dibutuhkannya. tapi sebaliknya mereka menggunakan praktek ritual pada kondisi mental Anneliese yang sudah semakin memburuk.

Sebuah konferensi  pers dari Keuskupan Jerman menyatakan bahwa tidak ada kasus kerasukan pada Anneliese Michel. Dengan kata lain menyangkal keterlibatannya pada kasus ini. Namun hal itu tidak menyurutkan animo masyarakat  untuk mendukung pejuangan Anneliese melepaskan diri atas kuasa setan yang merasukinya. Prihatin dengan minimnya bantuan dan perhatian dari pihak-pihak yang berwenang, yang mungkin bila Keuskupan memberikan perhatian lebih serius akan memberikan hasil yang berbeda. Begitu banyak orang percaya Anneliese tidak mendapatkan kedamaian hingga maut menjemputnya.

Makam Anneliese

Makam Anneliese digali sebelas setengah tahun setelah kematiannya. hanya untuk mengkonfirmasi bahwa mayatnya telah membusuk, untuk menunjukan kepada masyarakat bahwa Anneliese meninggal  biasa, sama seperti orang oarang-orang lainnya yang meninggal normal.
Hingga hari ini banyak masyarakat yang prihatin dan datang untuk berziarah dan memanjatkan doa Rosario untuk ketenangannya. Juga mengenang perjuangan Anneliese Michel melawan kekuatan jahat setan yang merasukinya.

Pada tahun 1999, Kardinal Medina Estevez mempresentasikan kepada para jurnalis, versi baru dari “Rituale Romanum” atau Ritual Eksorsisme yang telah digunakan oleh Gereja Katolik sejak 1614. Pembaruan itu terjadi setelah lebih dari 10 tahun editing dan disebut  "De exorcismis et supplicationibus quibusdam " atau dikenal sebagai "Eksorsisme untuk milenium mendatang". Dibawah naungan Paus (Pemimpin tertinggi umat Katolik) yang berkuasa saat itu menyetujui dan mengizinkan ritual eksorsisme baru tersebut digunakan diseluruh dunia.

Bentuk baru dari ritual eksorsisme timbul justru setelah konferensi Keuskupan Jerman menuntut untuk menghapuskan "Rituale Romanum".  Sangat disayangkan hal ini datang seteleh 20 tahun Anneliese Michel meninggal dunia.

Beberapa film telah dibuat terinspirasi  dari kisah Anneliese Michel salah satunya “The Exorcism of Emily Rose”(2005) dimana figur Anneliese digambarkan sebagai Emily Rose


Klik untuk lihat trailer
Pada tahun 2011 Kisah Anneliese Michel diangkat ke layar lebar dengan judul "Anneliese: The Exorcist Tapes"
Disutradarai oleh Jude Gerard Prest
Anneliese Michel diperankan  oleh  Nikki Muller
dan Pastor Ernest Alt diperankan oleh Gerold Wunstel

BACA CERITA LAINNYA


Video di bawah ini konon dokumenter rekaman ritual eksorsisme dari Anneliese Michel. Beberapa suara benar-benar brutal dan menakutkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar